Di sosial media mainstream (baca : facebook / path), banyak pemberitaan, yang setelah di crosscheck benar, menyatakan jika si pembawa amanah rakyat (baca: Organ Pemerintah) yang sedikit banyak memiriskan dengan tingkahnya. Sebut saja kasus mobil listrik yang si pembuatnya dinyatakan bersalah karena menggunakan biaya apbn bumn untuk kekayaan pribadi. Selain kasus ini, mencuat juga sebelumnya kasus tentang kebijakan perubahan regulasi dan peraturan layanan oleh provider internet plat merah. Dan renungan dari mantan menhub disini perlu dipertimbangkan : http://inet.detik.com/read/2016/03/16/162659/3166317/328/kekhawatiran-mantan-menhub-jusman-syafii-soal-balon-google
Well, kenapa bisa begini? Mari kita telisik. Semua manusia yang telah dewasa (besar) pasti pernah mengalami masa kecil. Apa kiranya yang membuat dewasa satu dengan dewasa lainnya (manusia) berbeda? Pola Pikir. Betul, pola pikir ini datangnya darimana? Salah satunya adalah pengalaman. Pengalaman darimana? Pengalaman yang telah termaktub, tertanam dalam otaknya sedari kecil. Nah manusia kecil (anak) yang memiliki pengalaman yang baik, dalam lingkungan kondusif dan positif serta dukungan dan kasih sayang dari orang tua sedari kecil ada, maka akan menerbitkan manusia dewasa yang pola pikir dan jiwanya stabil dan memiliki jiwa ke etisan yang tinggi. Apa sih yang kita cari? Dari kecil, kita diajarkan rukun iman dan rukun islam. Apa sih itu? Itu adalah panutan hidup manusia. Kenapa sih manusia hidup? Nah karena kita memilih menjadi manusia saat masih di alam sana! Benar, hidup ini ujian. Andai ujian matematika yang hanya 60 menit dan setelah itu mendapatkan makanan enak, siapa yang tidak mau? Seperti itulah siklus hidup manusia. Benar, hidup ini hanya sementara.
Jadi pada dasarnya, ketika anak yang masih masa perkembangan, dibesarkan dalam lingkungan yang bagus, baik, penuh siraman kejiawaan (agama) maka, InsyaAllah, akan menjadi pribadi dewasa yang sanggup memegang amanah.
Lalu apa sih tujuan hidup? Sesuai Adz-Dzaariyaat ayat 56, alasan kita hidup adalah untuk menyembah kepada-Nya. Untuk apasih kita menyembah kepada-Nya. Selamat dunia akhirat! Masuk surga. Done.
Ko bawa-bawa agama? loh emang agamu mau taro dimana jika bukan agama yang mengatur hidupmu.
Secara kasat mata kita disuruh berpikir jauh kedepan, yang dibagi menjadi pemikiran-pemikiran kecil untuk mencapai pemikiran besar tersebut. Inilah pentingnya VISI dan MISI dalam kehidupan. Contoh, Visi utama adalah bisa beli rumah sendiri , misinya adalah kerja yang bener, shalat 5 waktu diawal waktunya. Lihat, ini jelas dan tertarget. Kenapa beli rumah sendiri? alasannya karena KPR itu riba. Nah ada alasan juga dibalik VISI. Contoh lainnya coba lihat pendiri facebook, Mark Zuckerberg. Visi dia utamanya dulu adalah menghubungkan yang terpisah, mau itu kolega, teman, keluarga dan lainnya yang terhubung melalui software buatan dia, facebook ini. Contoh lagi? Ok, Bill Gates, who doesnt know sir Gates? Visi dia dulu adalah, membuat setiap rumah memiliki komputer di meja (desktop). Ini pentingnya visi dalam hidup yang disertai misi, langkah untuk menempuh visi ini.
Mari latihan membuat visi hidup! Coba pikir dan bayangkan akan apa yang mau kita capai di 5 tahun dari sekarang. Jadi tahun 2021 kamu itu inginnya apa yang sudah tercapai. Nikah? Punya rumah? Lanjut kuliah? Punya bisnis omset 100jt/bulan? Punya mobil 3? macam-macam. Setelah dapat apa yang ingin dicapai, coba pikir lagi! Apakah visi kamu itu membawa dampak bagi orang selain kamu? Paling ngga, dari visi itu memiliki dampak untuk keluarga atau orang terdekatmu sendiri. Ingat visi dari contoh Mark dan Bill diatas, mereka semua visinya berdampatk sosial yang luas. Sudah? Sudah dapat alasan dibalik visimu? Setelah dapat, coba buat misi mu sekarang. Langkah apa yang ingin kamu tempuh untuk menyempurnakan Visimu itu! Contohnya sudah ada diatas.
Setelah itu apa? Akan terbit lagi Redefine Your Goal – 2
😀
Wassalam.