Assalamualaikum.
Sudah beberapa minggu ini memasuki bulan “high season” bagi mahasiswa. Klasik, tugas menumpuk menjadi sebuah bukit yang berbukit bukit. Layakanya seorang pelari, yang dipaksa lari sebelum pemanasan akan mengakibatkan kram dan penyakit otot/sendi lainnya. Kali ini terpaksa beberapa acara di batalkan (baca: trip).
Bicara tentang apa yang dihadapi banyak manusia atau masyarakat di Indonesia adalah salah satunya tentang Rupiah yang melemah. Masalah ini pelik sekali dibicarakan dikalangan akademis, mahasiswa maupun pebisnis. Dimana pelemahan ini menyebabkan berbagai lini sektor industri merosot penjualannya yang disebabkan bahan mentah mereka harus import dari luar indonesia. Tapi pelemehan mata uang ini juga memiliki sisi baiknya bagi industri kreatif, dimana “gaji” mereka berdasar dollar yang masuk ke kantong. Bicara tentang pelemahan ini bukan tidak ada habisnya, tetapi lama untuk dihabiskan, karena menunggu sang duo adidaya China dan Amerika menunjukan siapa yang akan kalah dari perang mata uang ini.
Sekarang coba mengupas tentang ekonomi indonesia, selama beberapa bulan berkecimpung dalam dunia sosial yakni tepatnya ekonomika dan bisnis, apa yang bisa saya pahami sekarang dalam 2 kata simpel adalah Bangun Yuk. Kenapa? bagai orang yang telah lama tidur, yang mulai bangun dengan membuka mata, dari rebahan ke duduk, kemudian bangkit berdiri. Nah menurut saya, kita sedang dalam posisi ke dua yaitu rebahan ke duduk, atau dalam posisi duduk!. Mulai dari tahun 1970-2000an kita sudah melakukan tahap pertama, membuka mata. Bangkit dengan adanya bermacam revormasi tapi masih mengumpulkan “nyawa” atau segenap asa untuk bangkit dari duduk.
Mari kita berilmu dulu, akan dilanjutkan lagi…
Yak mari lanjut. Disini saya akan melihat dari perspektif yang berbeda dan pembaca bisa mengambil dalam perspektif ini tapi dijadikan dengan contoh yang lain ya.
Banyak perubahan yang drastis terjadi semenjak era SBY hingga Jokowi saat ini. Mulai dari naik turunnya BBM hingga Dollar yang melambung, dan kini isu kabut asap dan penyanderaan WNI. Terlepas dari itu semua yang saya sendiri belum bisa menjangkaunya, maka akan saya ilustrasika Jika skenario dibawah ini terjadi di Indonesia.
- Awal mula komputerisasi masuk Indonesia diperkirakan awal tahun 1980-an dimana komputer sebesar kulkas baru masuk. Banyak sumber yang mengatakan bahwa tahun itu pun kita sudah tertinggal dari orang di benua putih sana.
- Berbicara ekonomi di Indonesia terlalu luas untuk dibahas. Garis ekonomi indonesia masuk semua aspek, mulai dari Agraris, Kelautan hingga Industri.
- Masuk ke topik Industri , Industri yang ada di Indonesia masih banyak dikuasai investor asing. Dalam hal ini arti dikuasai investor asing adalah, modal atau saham yang di keluarkan lebih banyak dari investor asing hingga mencapai angka 50% lebih. Lho apa orang kaya diindonesia kurang? Tentu tidak, tapi Industri yang para orang kaya ini kuasai hanya sedikit sebut saja Anthony Salim salah satunya.
- Bicara teknologi secara langsung, Industri ini belum masuk penuh ke Indonesia. Teknologi yang dimaksud adalah teknologi seperti software, walau sudah banyak perusahaan Indonesia yang menelurkan karya-karya mereka. Tapi itu software, bagaimana dengan software yang dikombinasikan dengan hardware? saya rasa masih sedikit (cmiiw).
- Seandainya kita (kaya) mari coba kita bangun Industri gadget!. Karena gadget ini penyumbang rontoknya ekonomi Indonesia disebabkan banyaknya import yang masuk oleh gadget tersebut hingga 55%!
http://harianti.com/januari-2014-nilai-impor-ponsel-indonesia-mencapai-rp-3-triliun/ - Walau katanya -> https://www.selasar.com/ekonomi/banyak-perusahaan-ponsel-bangun-pabrik-di-indonesia-impor-ponsel-turun
Sudah menurun, tapi lihat saja list yang membangun pabrik untuk gadget, semuanya adalah perusahaan luar. Apa kita tidak mampu? kita mampu! Butuh Waktu? Jelas!. Masa dari Sabang sampai Merauke tidak ada orang pintar yang bisa buat software untuk hidupkan gadget? (HP, Tablet, Laptop , dll). Butuh dana? Urunan! (patungan). Darimana? Dari Investor dalam negri!. Yakin? Lihat saja China! . Ya kita terus melihat ke negri tirai bambu ini yang sukses dengan berbagai macam produk dalam negri dan berkolaborasi dengan pemerintahnya. - Waktu pun terus berlanjut melewati berbagai momen tak terlupakan hingga saat ini, saat dimana nasih bangsa ini ditentukan oleh kaum atas. Semoga impian ini tercapai. Dukung saya 😀
Wassalamualaikum