Sebelum memulai sedikit “cerita” ini, bahwa yang di maksud Kita (Provider) di judul ini adalah para pengusaha atau perusahaan Hosting yang menyediakan layanan Hosting dan Domain untuk Website.
Disini saya berdiri dari sisi pengguna dan pengusaha. Dalam kasus di link ini : http://ads.id/forums/showthread.php/222294-ASK-Hosting-yang-bagus-untuk-blog-indonesia . Thread Starter (TS) atau yang membuat thread diskusi tersebut bermula dari kekecewaan salah satu penyedia hosting di tempatnya. Dimana mereka mengubah paket yang telah berjalan tanpa diketahui oleh klien atau pengguna mereka. Memang betul keluhan ini harus ada untuk menjaga iklim yang kondusif dari sudut pandang ketepatan atau janji produk dari provider ke konsumen. Sangat disayangkan, padahal provider dalam kasus ini cukup lama telah menggeluti bidang ini, seharusnya mereka bisa menghandle berbagai macam keluhan yang ada dengan baik.
Baik, kita pinggirkan masalah ini dulu dan biarkan provider ini yang menangani masalah ini. Apa yang menjadi efek dari satu problem ini adalah muncul banyaknya rentetan para konsumen yang ada di thread tersebut menyatakan mereka mengeluhkan provider dalam negri itu “payah” dalam arti sesungguhnya. Ya betul payah, mereka dengan semena-mena melakukan penyamarataan kualitas untuk bidang bisnis ini.
Are we(provider) that bad, huh?
Dalam sudut pandang konsumen mungkin kita juga pernah mengalami hal serupa di lain bidang bisnis atau transaksi. Seperti misalkan membeli Mie Aceh di Jogja (you know who). Bagi orang yang belum pernah merasakan Mie Aceh (ex:penulis) maka rasa Mie Aceh tersebut yaaa seperti itu. Ini disebabkan standar kualitas yang kita rasakan pertama kali seperti itu dan it’s Ok. Mungkin bagi teman atau orang yang pernah merasakan lezat dan nikmatnya Mie Aceh di daerah asalnya, Aceh pastinya, pasti berbeda standar kualitas rasanya juga. Maka jika memakan Mie Aceh di Jogja mungkin akan bilang “Jauhh banget rasanya dari yang di Aceh” atau “Mie Aceh di Jogja kurang enak” nah premis kedua ini yang mendatangkan penyamarataan bagi pendengar atau pembaca yang “maaf” mungkin tidak sempat berpikir atau analisa lebih jauh tentang pernyataan ini.
Kembali ke masalah provider ini, hampir semua konsumen yang kecewa dari berbagai macam masalah yang dihadapinya, melakukan move on ke provider luar negri! Sadis, dengan dipermudah pembayaran melalui Paypal dan akses internet yang telah merajalela mereka bisa dengan mudah switch ke provider lain , dan ini yang dimaksud dengan low switching cost dalam analogi 5 force dari M.Porter . Ini yang harus ditanamkan dalam pribadi perusahaan bahwa konsumen sekarang smart! Dalam artian memenuhi apa yang dibutuhkan dan pengorbanan(cost) yang dikeluarkan harus impas. Oh jelas harus impas!.
Penyamarataan ini sungguh tidak baik efeknya, banyak provider seperti Jetorbit juga baik reputasinya 😀 . Ini berefek pada konsumen yang baru memasuki ranah bidang ini ketika mencari review atau ulasan tentang provider dalam negri. Tentu banyak provider yang mengedepankan berbagai unggulan mereka untuk bisa memuaskan pelanggan.
Ini menjadi pelajaran bagi kita sebagai pengguna dan penyedia bahwa :
- Sebagai konsumen, betul kita harus melakukan whistleblower ke penyedia untuk mendapatkan hak yang telah kita tunaikan dengan pembayaran sebagai kewajiban.
- Konsumen juga sebaiknya mulai pintar dalam melihat dan mencari serta analisa provider mana yang terus berjalan dengan baik layaknya Web Hosting Terbaik dari Jetorbit 🙂
- Sebagai provider, kita harus lebih mawas diri dan menanamkan core value pada diri dan perusahaan atau bisnis yang kita jalani untuk bisa terus berpegang teguh dalam mencapai tujuan masing-masing.
Harapan tulisan ini hanya untuk memajukan Indonesia bersama, toh juga anda yang untung kan 🙂