Memiliki contoh seumur hidup : bapak. Yang punya komitmen sendiri terkait hidup.
Salah satunya adalah -> tidak pernah mengambil utang maupun cicilan.
Cash selalu dipikiran kami sekeluarga.
Jika belum mampu untuk membeli/membayar sesuatu, hukumnya hanya : kerja, nabung dan sabar.
Keluarga kami bukan dari keluarga yang awalnya dekat dengan ajaran2 islam. Namun hanya dengan pendekatan logis pada awalnya. Seiring berjalan, barulah kami hal tersebut (utang atau cicilan dengan bunga) itu namanya Riba.
Dulu kami nomaden, karena bapak bekerja di suatu BUMN yang proyeknya kerap berpindah tempat. Sehingga kami kontraktor (ngontrak) semenjak 90an hingga thn 2000.
Tahun tersebut pertama kali punya rumah sendiri, itupun di Lombok, Mataram.
Mobil? tentu belum punya juga saat itu. Bapak bermimpi beli baru, namun hanya bisa kumpulin uang untuk Kijang bekas. Jok mobil adalah yang pertama dimodif. Harum wangi jok baru dan empug nya terasa beserta kenyamanan warna coklat. Mobil seken rasa baru 🙂
Sering dengar kuot seperti : jika earning bertambah, gaya hidup harus tetap sama.
Thats pain. Iya, kuot seperti itu sebenarnya sakit. Earning harus dinikmati, yang harus tetap sama adalah komitmen cara hidup.
Dulu kijang, sekarang alphard, namun tetap tanpa utan atau cicilan. Thats what i call “cara hidup”
Gaya berubah, tapi cara hidup nya tetap.
Alhamdulillah dengan “cara hidup” seperti diatas, hingga saat ini tetep berjalan cara tersebut. Bebas ga ada beban pikiran untuk membayar hutang atau cicilan.
Jika belum mampu, tahan dan sabar serta ikhtiar lebih giat.