Dapat beberapa atensi dari teman pada post saya di facebook dan teman sendiri yang menanyakan tentang build produk digital.
Perlu dicatat, saya juga masih belajar, dan terus belajar, hanya berbagi apa yang sudah saya ketahui.
Di ranah startup, Lean metodologi sepertinya sudah wajib digunakan. Lean sendiri adalah metodologi yang pada intinya menggunakan sedikit resource untuk memaksimalkan output.
Dalam salah satu workflow pada lean, ada stage MVP, atau minimum viable product. Dimana MVP ini singkatnya itu produk yang memiliki fungsi utama yang bisa satisfying atau memuaskan untuk user awal.
Yuk yuk kita mulai
Kiri adalah Warteg Kharisma Bahari. Kanan adalah Bakpia Kukus Tugu
Kedua produk ini sebenarnya, sebelum mereka ada, juga sudah lama ada produk sejenis dipasaran, tapi kenapa Warteg Bahari dan Bakpia Kukus Tugu bisa naik?
Salah satunya karena unique selling point, atau mudahnya itu pembedanya dengan yang lain. Mengapa produk yang kamu buat lebih bagus dari sebelah.
Warteg bahari datang dengan konsep franchise, tempat bersih higenis, lampu terang, lauk bersih dan sejenisnya. Dari beberapa sumber saya dapati juga jika pemasak bisa disediakan juga. Jadi pemilik lisensi franchise tinggal stock modal dan tempat
Lain lagi Bakpia Tugu. Jujur saja, pertama kali lihat langsung bilang “ini sih bolu! Bukan bakpia wkw” Bakpia yang saya kenal dari dulu ya yang putih itu yg isi kacang ijo atau mungkin isian lain, yang kalau dimakan bakal mruntul wkw
Namun jujur juga, bakpia tugu berani mengambil jalan yang beda. Mereka menyajika bakpia versi mereka sendiri yang kalau dibawa oleh pelancong di jogja, tetap awet. Bahkan di tiap biji bakpianya itu ada kertas pengawet itu.
Saat dimakan pun bisa dibilang cocok untuk semua kalangan, dan banyak ragam isiannya. Anak anak juga suka.
Nah itu background dari kedua produk diatas. Mereka datang dari ke-Alfa-an dari produk existing tentang suatu kondisi. Bisa alfa dari kondisi keunggulan untuk membuka cabang (warteg), bersih (warteg), dan varian(warteg). Juga bisa datang dari keunggulan kejenuhan market (bakpia), inovasi produk baru (bakpia), peluang makanan awet (bakpia)
Jadi, buat kamu yang ingin cari cari untuk buat produk digital, bisa ikuti cara diatas.
Pertama, cari produk yang sudah ada dahulu. Coba pakai. Pakai untuk beberapa use case. Jika produk itu belum fit di beberapa usecase, kamu bisa buat produk serupa yang sudah improve.
Tapi ini saja belum cukup, kamu harus pastikan use case kamu itu punya marketnya juga 😀
Kedua. Tiru dari market luar, coba implement kan di market lokal dengan kearifan lokalnya juga. Memang tidak semuanya berhasil, namun cara ini akan memangkas waktu kamu untuk riset awal. Selanjutnya kamu bisa riset market.
Riset market itu juga penting, ini untuk melakukan validasi pada produk yang ingin kamu kembangkan lagi. Buat MVP nya, prototype. Membuat produk MVP harus fokus pada keunggulan yang kamu tonjolkan disitu. Agar user tau bedanya dengan produk serupa.
Timing! Timing ini penting. Produk digital cenderung akan tergradasi selera rakyat penggunanya jika produk kamu adalah produk pendukung. Jika produk yang kamu buat, kamu anggap sebagai produk alternatif dari produk inti yang sering digunakan, well good luck, kamu akan perlu badjet yang besar untuk itu.