Hampir setiap minggu, pesirkus topeng monyet selalu berkeliling antar rukun warga untuk menjajakan pertunjukannya.
Dalam pertunjukan itu, si monyet layaknya artis. Dengan menggunakan topeng, berlenggak lenggok gaya. Gaya mengikuti pakaian. Beserta alat bantunya. Terkadang gerobak mini ataupun troli. Oleh karenanya sering di sebut “Sarimin pergi kepasar”
Apa yang di lakukan monyet ini adalah meniru. Bukan sesungguhnya. Mana mungkin monyet kepasar membeli keperluan.
Demikian juga dunia kerja. Banyak jabatan-jabatan salah letak. Atau mungkin orangnya yang harus diupgrade.